Tiara Lestari's Personal Journal

My words, my feeling, my memories, my experiences. Mostly, this is me.

Thursday, April 19, 2007

Kicking Andy

By Nirasha Darusman

Deg-degan, excited, anxious, nervous dan sejumlah kata sifat lainnya lagi yang saya rasakan, bercampur aduk ketika berada di belakang panggung studio 1 Metro TV, tempat di mana Tiara Lestari - klien baru saya yang juga merupakan teman kerja saya sebelum ia hijrah ke Singapura untuk mengejar cita-citanya di dunia modeling - menjadi bintang tamu untuk yang kedua kalinya disebuah acara talk show yang cukup bergengsi "KICK ANDY".

Berbagai rasa yang bercampur aduk menjadi satu sehingga sulit dijelaskan mana rasa yang lebih dominan dan mana yang hanya numpang lewat saja itu memang cukup normal untuk saya rasakan, mengingat acara ini sangat penting, baik bagi saya, maupun untuk Tiara. Penting untuk saya, karena bisa dikatakan acara ini adalah pertama kalinya saya "membawa" Tiara untuk tampil di acara talk show. Begitu juga bagi Tiara, walaupun ini merupakan penampilannya yang kedua di KICK ANDY, tapi ini adalah penampilan pertamanya di acara talk show TV untuk "membuka" apa saja yang sudah dan sedang terjadi di kehidupannya selama menghilangnya Tiara dari segala macam bentuk pemberitaan media.

Kembali ke detik-detik menuju kemunculan Tiara di panggung, ketika sang "FD" (Floor Director) memberikan aba-aba kepada penonton untuk bertepuk tangan, tanda acara akan segera dimulai. Kemudian dilanjutkan dengan opening oleh Bang Andy Noya, yang menurut saya sangat pintar dan selalu membawa rasa ingin tahu tentang sang bintang tamu yang dibicarakan. Sementara itu, di belakang panggung saya dan Tiara menunggu saat-saat Bang Andy memanggil Tiara. Saya bisa melihat dan merasakan dengan jelas kegugupan Tiara ketika itu. Dengan bola matanya yang besar dan sangat khas, dia melihat ke arah saya dan bertanya, "Do I look okay..? I'm nervous..." Saya melempar senyum lalu berkata, " You look beautiful, and you'll be fine. You've been doing great, dear.." Beberapa kalimat menenangkan yang keluar secara spontan dari mulut saya itu memang sudah semestinya diucapkan mengingat tugas saya sebagai personal manager Tiara, dan juga tidak kalah pentingnya, sebagai seorang teman. Seandainya dia tahu, saya juga deg-degan setengah mati!!

"...Dan mari kita sambut, TIARA LESTARI...!!!!" Kalimat terakhir dari Bang Andy tersebut merupakan cue bagi Tiara untuk keluar dari "persembunyiannya" di belakang panggung, menuju sofa nyaman yang telah disediakan di atas panggung. Saya "melepas" Tiara dengan mengucapkan, "Good luck..!!" Sesaat setelah itu, dengan setengah berlari dan sedikit susah payah karena saya mengenakan sepatu berhak cukup tinggi malam itu, saya langsung menuju ke bagian belakang penonton untuk melihat jalannya talk show.

Sekali lagi saya bisa merasakan kegugupan Tiara ketika berada di atas panggung. Saat Bang Andy menyapanya dan langsung bertanya, "Siapa yang hamilin kamu Tiara..?" Secara spontan Tiara langsung menjawab, "Andy.." Langsung disambut reaksi penonton di studio dengan tawa hangat. Saya menggigit keras-keras bibir bawah saya, berharap detak jantung saya yang masih berdegup dengan kencang itu bisa sedikit santai. Seandainya di ruangan mewah yang ber-AC itu dibolehkan merokok, pasti saya sedang menyulutkan api ke batang rokok Marlboro Lights Menthol saya untuk menurunkan adrenalin. Psikis memang, tapi setidaknya bisa sedikit menenangkan. Yet, I'd got no choice. I had to stand there and deal with all the anxiety myself.

Segmen pertama berjalan sangat lancar. Tiara terlihat sangat tenang walaupun saya yakin bahwa dia sebenarnya sangat gugup. Ini adalah hal luar biasa yang saya temukan pada seorang Tiara Lestari. She always manage to look very relaxed no matter how nervous she gets. Not only the looks, but also her tones in answering the questions. Anyone who listens would never think that she was nervous, because she always manage to talk very smoothly. I admire her for this. If I were in her shoe, anything that comes out of my mouth will be disastrous, no doubt. Tiara is a professional.

Segmen demi segmen berlalu dengan lancar, sangat lancar malah. Bahkan ketika Bang Andy berhasil membuat Andy Sjarif, suami Tiara yang duduk di barisan penonton paling depan untuk menjawab beberapa pertanyaan darinya. Terus terang, saya sempat kaget karena Andy sudah mewanti-wanti saya dan pihak Metro TV bahwa dia nggak mau diwawancara. Tapi apa daya, semuanya berjalan begitu saja, dan Andy pun tampak tidak keberatan untuk melakukannya.

Akhirnya segmen terakhir pun berlalu. Saya langsung berjalan menuju set panggung untuk menjemput Tiara, dan membawanya ke ruang tunggu. Namun, tak disangka, sejumlah penonton yang berada di studio ketika itu langsung saja menghampiri Tiara dan minta untuk berfoto bersama. Wow, saya sangat takjub melihat peristiwa tersebut. Hampir seluruh penonton yang jumlahnya puluhan itu ingin memiliki foto bersama Tiara Lestari. Dan rupanya tidak berhenti sampai di situ saja. Mereka juga menginginkan tanda tangan Tiara di buku semi-biografi Tiara yang dibagikan secara cuma-cuma kepada seluruh penonton di studio. Tiara harus menandatangani satu-persatu sejumlah buku tersebut. Dengan tidak lupa sambil melempar senyum selalu bertanya kepada sang pemilik buku, "Untuk siapa..?" Lalu ia menuliskan nama pemilik buku tersebut dan menandatanganinya. Satu-persatu. Pemandangan yang sungguh tidak biasa bagi saya, yang belum lama menjadi personal manager seorang Tiara Lestari.

Tiara Lestari. Di mata saya, dia adalah seorang perempuan yang kalem, tidak banyak omong. She knows what she wants, she knows how to get it, and she gets it. She just does. Setelah lama tidak berjumpa dan akhirnya kami dipertemukan kembali sekitar 2 bulan yang lalu dan akhirnya bekerja bersama dan KICK ANDY berhasil kami lewati dengan sukses berkat team work yang sangat solid. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan.

Thanks for letting me write on your blog girl!

Nira