Kepulangan saya... suatu kebodohan?

My apology to my English speaking Blogger Friends as tonight's posting will be in my mother language- bahasa Indonesia. However, due to so many requests, I have put together a translation here (thanks for doing it first Cecillia:).

Tenyata ngomong di depan kamera TV itu aneh. Terus terang memang ini kan pertama kalinya saya berbicara di depan kamera TV. Mungkin yang bikin risih lampunya itu loh.. terang banget :) Tapi untungnya tim dari Metro TV itu baik-baik sekali sama pemula saperti saya ini. Thank you banget kepada tim Kick Andy yang sudah sabar sama saya. Malam ini benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup saya. The beginning of my TV career. Maybe.

Sejak taping tadi malam saya hanya bisa berpikir mengenai satu hal; perdebatan keras yang terjadi antara orang-orang disekitar saya. Mereka seperti terbelah di dua kubu. Yang satu berpendapat bahwa kepulangan saya ke Indonesia adalah suatu kebodohan. Kubu kedua mengatakan bahwa tidak ada yang lebih penting dari membahagiakan orang tua, apalagi ibu kita sendiri.

Teman-teman saya baik di Indonesia atau di luar yang merasa Playboy adalah suatu kebanggaan dalam karir seorang model, bilang bahwa saya ini sangat bodoh pulang ke Indonesia.

Kata Tina temanku di Solo,"Kamu pulang itu bukan hanya sesuatu yang bodoh secara finansial tapi lebih dari itu. Akan banyak orang yang mencaci kamu disini walaupun kamu sudah berubah. Coba deh kamu pikir, disini dicaci maki, di luar dianggap berprestasi.. bikin uang lagi! Aku nggak setuju kamu pulang!" Apakah Tina benar?

Berbeda lagi dengan Eka teman dekatku yang baru ketemu lagi tadi malam setelah beberapa tahun lamanya. Eka adalah teman dekatku yang sebentar lagi akan menjadi istri seseorang. Dia bilang,"Tiara, apalagi sih yang penting di hidup selain mencoba menjadi seseorang yang lebih baik? Kalau niat kamu baik, apapun juga akan lebih mudah untuk dihadapi. Aku ingin menikah untuk lebih baik dalam hidup ini dan kamu ingin pulang dengan niat membahagiakan hidupmu dan keluargamu. Itu suatu yang sangat mulia. Semoga kepulangan kamu membawa berkah ya." Mungkinkah Eka yang benar?

Saya memang memiliki jawaban sendiri yang berakhir dengan keputusan untuk kembali ke Indonesia. Saya hanya ingin tanya kamu-kamu yang membaca ini..

Apakah kepulangan saya suatu kebodohan atau sesuatu kebaikan?

Tiara

ps: terima kasih banyak buat Mbah Julianto Soeroso untuk foto-fotonya ya